Rabu, 25 Januari 2017

Cerita bayi tabung Alin 2


Di Morula ini sekarang ada yg namanya suster koordinator. Jadi setiap dokter punya suster koordinator masing2. Begitu kita mens hari pertama langsung hubungi suster koordinator untuk dijelaskan tahapan-tahapannya.

27 Oktober hari pertama mens. Langsung menghubungi suster koordinator via WA. Disuruh dateng besok untuk USG dan cek hormon.

28 Oktober, USG kemudian cek darah untuk menentukan dosis obat stimulasi telur.
H1 stimulasi telur (suntik Gonal F 150UI)

29 Oktober H2  (suntik Gonal F 150UI)
30 Oktober H3  (suntik Gonal F 150UI)
31 Oktober H4  (suntik Gonal F 150UI)
1 November cek hormon dan USG. Hormonnya masih tinggi. Sempat dikhawatirkan terjadi OHSS sm dr. Ivan. Kalau terjadi OHSS parah tindakan ET ditunda siklus berikutnya.
Lanjut H 5  (suntik Gonal F 150UI) dan ovidrel
2 Nov H6   (suntik Gonal F 150UI) dan ovidrel
3 Nov H7   (suntik Gonal F 150UI) dan ovidrel
4 Nov cek hormon dan USG. Hormon masih tinggi tapi masih bisa lanjut program.
 (Gonal F 150UI) dan ovidrel --> hari terakhir
5 Nov suntik pemecah telur, Suprefact 0.3
6 Nov persiapan OPU dirumah gak ada suntikan2. Puasa (tidak makan dan minum) minimal enam jam sebelum OPU. 

7 Nov OPU (Ovum Pick Up)
Dalam keadaan puasa, tidak memakai parfum, make up, body lotion, perhiasan dan datang bersama suami ke Morula.

Nyampe morula jam 7. Trus disuruh ganti baju sm suster. Kemudian nunggu di ruang pemulihan. Sambil ditensi dan dipasang alat utk jalan masuk obat biusnya. Suntik Pregnyl 1500 UI.

Setengah jam nunggu, didorong keruang tindakan. Trus dibius dan udah gak inget apa2. (Pas tindakan OPU, suami juga persiapan utk mengeluarkan sperma). Bangun-bangun udah diruang recovery dan rasanya masih ngantuk banget. Setelah dicek gak pusing dan lain2. Disuruh minum dan makan sama perawatnya. Selesai itu dibekalin obat2an dan boleh pulang.

dari tindakan OPU aku dapet 11 oocyte

8 Nov dapat WA dari suster koordinator
11 oocyte (sel telur)
3 imature (sel telur yg masih muda) sehingga tidak di proses
8 icsi (sel telur yg di inject dengan sperma)
7 Fertilisasi (sel telur yg berkembang)

Dan untuk tindakan ET(Embryo Transfer) pada Kamis, 10 November 2016 jam 08.00.
Diharapkan datang 1 jam sebelum tindakan dengan persiapan :
  1. Buku kontrol (serahkan kepadd admition di lantai 2, dan minta untuk bertemu bagian lab embryo, untuk di jelaskan keadaan embryo, sebelum ibu di transfer).
  2. Botol air minum (karena harus banyak minum dan menahan buang air kecil sebelum tindakan di mulai).

Boleh sarapan terlebeh dahulu, krn tidak menggunakan anastesi, namun tetap tidak memakai parfum, make up, body lotion.


10 November 2016
BIG DAY

Malam sebelumnya ditelpon suster koordinator bahwa ET dimajukan menjadi 07.30 karens dr. Ivan mau ke bandara. 

Jam 6.30 aku dan suami nyampe di Morula. Nunggu lab embriologi dateng untuk menjelaskan hasil OPU. Dari 7 yg dibuahi 5 good, 1 moderate, 1 poor. Kita dikasih pilihan mau ET hari ini atau tunggu sampai hari Sabtu sampai berkembang jadi blastosit. Menurut lab embrio blastosis lebih kuat. Aku dan suami tetap pada keputusan ET hari ini. Karena tindakan hari ini dengan dr. Ivan dan suami bisa nemenin. 

Tindakan ET sendiri cepet banget. Gak pake anastesi, gak perlu ganti2 baju kayak pas OPU. Cuma didouble pake baju tindakan aja. Kurang lebih tindakannya 15 menit. Saat dilakukan embrio transfer kita bisa liat via USG. Selesai tindakan pindah ke ruang pemulihan disuruh tiduran 30 mnt - 1 jam. Ak tiduran smpi ketiduran beneran. Bangun2 karena kebelet pipis. Minta ijin suster untuk BAK. Boleh langsung jalan ke kamar mandi yg penting pelan2. Abis itu langsung makan, dikasih obat dan pengantar buat lab hari ketiga dan hari ke-14 untuk cek kehamilan.  


Catatan 
Semua penyuntikan untuk stimulasi telur aku lakukan sendiri dirumah karena memang ada pilihan untuk suntik sendiri atau suntik di Morula. Kecuali untuk penyuntikan pemecah telur di rumah sakit karena memang harus di sana.




Cerita bayi tabung Alin

Ak dan suami menikah Juli 2010. Pas awal2 nikah gak kepikiran kalau mau punya anak itu susah. Soalnya liat temen2 pada nikah bulan depannya udah posting test pack positif. Ak pikir kehamilan ak menjadi hal yg semudah itu buat aku. Ternyata ak dan suami harus berusaha lebih keras dibandingkan orang lain untuk mendapatkan momongan.

Enam tahun lebih menjalani kehidupan rumah tangga pasti ada aja yg nanyain soal momongan. Dari pertanyaan bersifat supportif sampai pertanyaan cuma kepo yang kadang diiiringgi komen2 yg gak enak didenger. Kadang dengernya cuma sambil ketawa2, kadang dengernya pas PMS udah double triple bete  deeehhh. Karena yang tau perjuangannya mendapatkan momongannyakan cuma kita berdua.

Enam tahun ini sebenernya kita udah program hamil di beberapa dokter yg memang ahli di bidang infertilitas. Kita mulai program hamil di 2011. Dari didiagnosis PCOS sampai alergi sperma. 

Promil pertama kita di 2011-2013 di YPK Menteng disini cuma diterapi PCOS aja. Lama2 bosuntuen juga gak maju2. Akhirnya 2013 pindah ke Morula IVF Menteng, konsul dgn dr. Ivan. Dari sini didiagnosis Unexplained Infertility. Saat itu kita diprogramkan inseminasi. Sayangnya di hari H dr. Ivan cuti dan digantikan oleh dokter yg lain. Entah faktor kurang nyaman dengan dokter pengganti alhasil program ini gagal. Dan yng pasti memang belum rejeki dari Allah SWT. Balik lagi konsul ke dr. Ivan, disarankan inseminasi ulang. Krn mmg inseminasi ya hoki2an juga. Angka keberhasilannya juga rendah. Akhirnya ak dan suami memutuskan istrihat program dulu, toh mmg kita gak ada masalah apa2. Manatau klo gak promil jadi hamil.

2013-2014 istirahat dari program. Awal 2015 kita mulai lagi promil. Bbrp teman ada yg menyarankan utk cek antibodi antisperma, krn bbrp kasus infertilitas disebabkan oleh ini. Untuk terapi antibodi antisperma ini gak dipake oleh semua dokter kebidanan. Hanya dibeberapa rumah sakit saja salah satunya Sam Marie. Ak menjalani program disini kurang lebih 9 bulan. Tapi lama-kelamaan jenuh dan merasa gak ada selasai2nya. Akhirnya berhenti program lagi.

Oktober 2016 menemukan semangat baru lagi buat program. Rasanya belum puas kalau blm usaha sampai maksimal tapi udah nyerah. Ak dan suami sepakat mau balik lg ke dr. Ivan. Krn mmg udah nyaman dgn dokter dan fasilitas di RSnya.

Konsul dengan dr. Ivan kita disarankan utk melangkah agresif krn sudah 6 th lebih menikah. Pilihannya bayi tabung atau IVF. Dijelasin kalau bayi tabung ini butuh 3 hal, kesiapan fisik, finansial dan mental. Kesiapan mental saat program yang kita jalanin gagal dan apa yg bisa kita pelajari jika memang ternyata belum berhasil. Pas konsul sekalian USG, alhamdulillah semua baik. Jadi diprogramkan utk bayi tabung pas siklus mens berikutnya. Sama dikasih pengantar untuk screening sebelum bayi tabung dan analisa sperma.

Untuk yg pengen tau tentang bayi tabung atau IVF bisa liat disini. Video IVF dari dr. Ivan